Sabtu, 19 September 2015

Ternyata Cuma Teman

Advertisement


19 September 2015 mungkin menggenapkan bulan ke-9 tahun ini sebagai bulan paling gelap dalam hidup beberapa orang di sekitarku. Ada saja yang terjadi, mulai dari si A yang terancam ndak berangkat ke Korea Selatan dan Drop Out hingga si B yang bermasalah dengan kantor.

Lalu buatku, bulan September menjadi bulan yang entahlah aku tidak tahu bagaimana mengungkapkannya. Well yes, I finally confess to sugar that I really really fond of him. 

It happened yesterday afternoon after I finished teaching. It was around 1 p.m. when I texted him asking to meet. He was reluctant to do that, saying that he did not have time to do so. Thus, I forced him to spare one or two hours to meet. Finally he agreed.

There had been nothing suspicious when I arrived there. I - like what I usually do- directly came to his room. We were doing fine at that time. I asked him to copy game and several stuff. He told me several stories, such as his visit to one of the malls, the phone case that attracted his attention, and the weather that was so damn hot.

Aku seperti tidak ingin mengakhiri sore itu sebab kehilangan kamu bukanlah sesuatu yang terbersit d di benakku. I really want to call off the plan to confess, tapi aku berpikir kapan lagi jika bukan sore itu. Kamu tahu mengapa aku diam kemarin sore? Itu karena aku ingin menikmati kamu dan segala yang ada dalam dirimu.

Akhirnya momen itu tiba juga ketika aku harus mengatakan aku menyukaimu, dan tahukah kamu aku sebenarnya telah mengantisipasi jawabanmu kemarin sore. I really wanted to know your expression that time, but I couldn't read your face. 

Masih terngiang di pikiranku saat kamu bilang "iya, aku yang salah", kamu tahu aku membenci frasa itu. Honestly, tidak ada yang salah diantara kita berdua. Kamu dan aku sama saja, kita sama-sama merelakan hal itu terjadi.

Tahukah kamu bahwa seberapa dalam kesedihanku saat kamu bilang mungkin saja itu terjadi, the casual friendship. Ingatlah sayang, tidak semua perempuan menganggapnya sama.

Aku pulang dan mencoba berlapang dada menerima semuanya. Aku ingin sekali bisa berubah membencimu, tapi entah kenapa sampai saat tulisan ini dibuat hal itu tidak bisa aku lakukan. Deep in my heart, aku masih berharap ada sedikit tempat untukku di hatimu. am I a fool? Yes, I think I am a fool.

Sebenarnya ada banyak hal yang ingin aku katakan setelah sore itu ditempatmu. Entahlah, mungkin pada kesempatan lain aku akan mengatakannya jika bisa. One last thing sugar, jangan suka bolong-bolong solat ya. Aku selalu menyukai kamu ketika ngomong soal agama, dan aku mendoakan agar kamu kembali rajin melaksanakannya.

Ternyata Cuma Teman Rating: 4.5 Posted By: dyah laili

0 komentar:

Posting Komentar