Jumat, 11 September 2015

Pernah Merasa Punya.. (kamu)

Advertisement


Hello, entah kenapa beberapa waktu belakangan jadi hobi banget buka laman ini untuk menulis dan menumpahkan semua isi pikiran. Well, mungkin karena aku merasa lelah atau membutuhkan tempat curhat yang sayangnya tidak bisa kutemukan di dunia nyata. Jadilah, si pemilik yang tidak unyu ini memanfaatkan blog untuk membuang sampah.

Sebenarnya awal dibuat blog ini adalah karena rasa bosan yang melanda. Dulu rencananya setiap posting di blog ini bakal tentang pengalaman main blog, mulai dari pengalaman pertama pakai Keyword Planner, blog commenting, sosbook, Google Analytic, sampai daftar Adsense. Tapi, turns out bahwa beberapa posting blog ternyata tentang kegalauan dan kesedihan. Haffftt, I am not an adult yet hahaha.

Masih tentang si sugar yang dulu pernah diceritakan pada posting di awal September lalu. Aku ingin mengutip sajak dari Putu Wijaya, yakni:

Di zaman edan ini, 
siapa yang tidak frustasi?
Kalau kamu ikutkan perasaanmu, kamu akan gila.
Tetapi, semua orang memang sudah gila 
Kamu tidak akan menjadi istimewa karena menjadi gila (Klop)

Sajak singkat itu seperti menampar diri sendiri lho. Ya mungkin sajak tersebut memang ditujukan untuk mereka yang tengah berkutat dengan berbagai tuntutan dan tekanan hidup atau tentang beragam fenomena aneh di masyarajat, tapi bagiku sajak itu seperti gambaran hati; bahwasanya terlalu banyak melibatkan perasaan tidak akan membuat kamu jadi istimewa.

Aku membaca kembali posting tentang "Sepotong Kisah Cinta Tak Sempurna", lalu aku menyadarinya mungkin sebenarnya selama ini apa yang aku rasakan adalah sesuatu yang terjadi karena aku terlalu melibatkan perasaan.

Mungkin saja pelukan yang dulu pernah sugar berikan hanyalah sebatas pelukan antar teman, tawarannya untuk ini-itu hanya sekedar untuk memuaskanku sebagai teman, dan lalu segala yang pernah kita berdua lakukan hanya karena dia lelaki yang dimintai tolong seorang perempuan.

Hanya saja, aku menerjemahkan segalanya dengan membawa perasaan. Rasa itu yang lalu membuatku pernah merasa memilikinya; membuatku jatuh dan merasa bahwa aku adalah perempuannya. Well, do I look like I am dreaming too much?

Pernah merasa punya itu ternyata cukup menyakitkan; kamu berharap lebih padahal pada akhirnya kamu tidak akan mendapatkan apa-apa. Kamu akan ditinggal sendiri dengan ilusi yang berujung pada ketiadaan. Sungguh sakit 'kan?

Aku tidak tahu dan tidak ingat lagi sejak kapan rasa pernah merasa punya itu mulai muncul. Tetapi sejak rasa itu ada, aku merasa menjadi orang menyebalkan dan egois yang merasa berhak atas dirinya dan segala urusan tentangnya. Padahal jika dipikirkan baik-baik, aku bukan apa-apa 'kan?

Mungkin sebenarnya dia juga merasa tidak nyaman dengan sindrom possesive tidak pada tempatnya yang aku rasakan. Dia jadi tidak tahu apa yang harus dilakukan, bahkan mungkin berusaha tahan dengan segala kelakukan yang aku tunjukkan. Ah, rasanya aku menjadi pihak yang sangat jahat disini.

Mungkin juga selama beberapa waktu ini dia menyukai perempuan lain, namun tidak mampu menyatakannya karena aku terlihat selalu membelenggunya; seolah-olah siap menerkam perempuan itu jika berani mengambil dia-yang-sesungguhnya-belum-jadi-milikku. Akhirnya, dia harus mengalah dan harus menunggu waktu yang tepat. Ah, lagi-lagi aku merasa jahat.

Mungkin saja dibalik pernyataan "sama kamu? ndak mungkin" beserta candaan "iya, tidak mungkin  sama kamu hahaha" tersirat pertanda yang mengisyaratkan bahwasanya aku harus segera menyerah. Tiga tahun mungkin adalah waktu yang cukup lama untuk dia menahan diri agar tidak membenciku.

Entahlah, aku lelah bertanya-tanya dan menerka-nerka. Begitu banyak hal yang harus dipikirkan yang mungkin membuat aku dan dia sama-sama terjebak dalam sesuatu yang seharunya bisa lebih cepat selesai.

Aku yang pernah merasa punya bahkan pada banyak kesempatan pernah bermimpi kita suatu saat dapat tinggal di satu rumah; sebuah impian bodoh yang entah kenapa diam-diam sering kusebut dalam doa. Lalu sekarang tiba-tiba saja aku tersadar, mungkin itu hanya sebatas harapan dari orang yang pernah merasa memilikimu.

After all, I have to wake up sooner, huh. Thank you for everything we once shared. 



Pernah Merasa Punya.. (kamu) Rating: 4.5 Posted By: dyah laili

0 komentar:

Posting Komentar