Minggu, 15 Mei 2016

6 Bulan Berlalu, Aku Masih Cemburu Pada Perempuan Itu

Advertisement

It's been quite long time since the last time I post something here. Now that I am back means that there's something in my heart that I cannot handle anymore.

Ya, masalahnya tetap sama seperti posting sebelumnya sebab semua tentang dirimu masih saja berputar di benakku. Kamu yang sudah setengah tahun pergi, masih saja mampu membolak-balikkan perasaan.


I indeed can continue my live without you, but still I feel like my heart never allows me to forget

Aku ingat Babe - seorang guru yang telah membantu ketika I am in the severe state of depression - pernah mengatakan untuk mengikhlaskan dan menyerahkan segalanya pada Yang Maha Kuasa. Babe dalam sebuah pertemuan mengatakan agar aku berhenti menyalahkan diri dan memaafkan diri sendiri. Beliau juga berpesan agar aku selalu menghindari hal-hal berenergi negatif yang dapat membawa kembali segala hal yang telah berhasil disingkarkan. 


Honestly, I can cope with that for the past months. I didn't stop loving you, but I can continue living like you have never existed in my heart. I though I was successful.

Bahkan ketika kamu kembali menghubungi lagi, aku tetap mampu mengontrol emosiku dan meredam segala tetek bengek cinta yang ada di hati. Aku merasa aku telah menang; iya, aku merasa aku tidak lagi membutuhkan pelukanmu.

Apa yang kurasa adalah sebuah kemenangan akhirnya kembali hancur saat kemarin kita bertemu lagi. Aku tidak bisa menahan luapan kegembiraan yang langsung menyelimuti pikiran dan perasaan. Aku sangat bahagia mampu bertemu denganmu. Kupikir itu hanyalah kegembiraan semata, namun parahnya aku kembali mengkhawatirkan setiap hal kecil tentangmu.

Aku kembali memikirkan bagaimana kamu di kota kecil kita menjalankan hari, memikirkan makanan yang sedang kamu makan, memikirkan waktu tidurmu yang mungkin kurang, kesehatanmu yang mungkin terganggu jika kamu terkena udara malam, dan segala hal kecil lainnya yang dulu sering kupikir ketika kita bersama. Aku membenci segala perasaan yang kembali tak mampu kutahan. 

Rasa cintaku yang berlebihan kepadamu akhirnya kembali menabuh genderang perang setelah aku tahu kamu ke kota kita untuk bertemu dengan perempuan itu; perempuan yang menurut pengakuanmu hanyalah seorang teman biasa; perempuan yang menurutku mampu memahamimu lebih baik dari aku; perempuan yang kamu pedulikan padahal aku sudah berusaha mempedulikanmu; perempuan yang tahu semua hal tentang kamu; Iya, dialah perempuan yang mampu membuatku kalah dan merasa sangat jauh darimu.

Aku masih mencemburui perempuan itu, sugar! Aku tahu aku tidak boleh melakukannya, tapi aku tak pernah mampu menahan diri begitu wajah perempuan itu muncul dibenakku. Aku tahu aku bukan siapapun bagimu, aku tahu cemburuku tidak bisa diterima, dan aku tahu kamu tidak suka dengan hal ini. Namun sekuat apapun aku berusaha menahan, kecemburuan ini tak bisa lagi terbendung.

You call her your cupcake, I want to be your sunshine. Aku ingin sedikit saja memiliki tempat di bagimu, tapi aku tahu aku bukanlah orang yang kamu inginkan; bukankah begitu? Aku selalu tahu jawaban ini, namun hatiku tetap saja berkeras mengusahakan. Ah, kamu tentu tahu betapa aku sangat egois kan?

Cemburuku kembali mengeluarkan air mata. Cemburuku kembali seperti sakit tusukan pisau di jantung. Cemburuku kembali mengaburkan nalar. Cemburuku kembali menebar energi negatif. Aku tidak bisa menahannya. Bahkan, dalam sesi NR pun konsentrasiku pecah karena cemburu. 

Aku ingin kamu mengetahui semua ini, sayangku. Tetapi aku tahu kamu tak memiliki waktu mendengar perasaan picisan dan kekanak-kanakan ini. Aku - selain menulis di laman ini - tak tahu lagi harus seperti apa untuk mengeluarkan cemburu yang kini  membuncah didada. Entahlah, aku tak paham lagi. 

6 bulan berlalu, tapi aku masih mencemburui perempuan itu. Entah sampai kapan. 

6 Bulan Berlalu, Aku Masih Cemburu Pada Perempuan Itu Rating: 4.5 Posted By: dyah laili

1 komentar: