Selasa, 15 Desember 2015

Kamu yang Tak Lagi di Kota Dingin Kita

Advertisement


So, here we are welcome back to the new post. Well, the fact that I am blogging right now means there is another crap to tell about.

"Ever has it been that love knows its own depth until the hour of separation" - Kahlil Gibran

Jadi sekitaran dua hari yang lalu seorang teman memberitahu bahwa kamu tak lagi ada disini. Dia berkata bahwa kamu kembali ke kota kelahiranmu sana untuk mencari peluang yang lebih baik. Do you know what was the first thing I thought at that time? It is..

"It is good to know that you're going back to your hometown. It means I will no longer able to see you so easily. All my predictions are true, so it's my time to go on with my life".

Iya, itu adalah hal pertama yang ada di pikiranku. Aku tak bisa memikirkan hal lain selain hidupku yang akhirnya akan jauh dari kamu. But, I think that's not my real wish..

Ternyata, menerima kenyataan tak sesederhana itu..

Euforia kepergianmu bahkan tak sampai satu hari. Tiba-tiba saja saat aku keluar menyusuri jalanan kota ini, aku teringat kamu. Bagiku, kota ini tak pernah terasa sesepi ini. Tempat ini menjadi terasa begitu sepi, lalu akupun menjadi sangat kesepian. Entahlah, bertahun-tahun aku menghabisakan waktu di tempat ini (bahkan sebelum kita bertemu). Aku selalu mencintai kota ini lebih dari tempat kelahiranku sendiri, tapi kenapa sekarang terasa ada yang mengganjal?

Bukankah seharusnya aku berbahagia? Kamu jelas akan mendapatkan lebih banyak peluang di kotamu sana. Papa dan Mama jelas akan membantumu sekuat tenaga mereka; mereka memiliki banyak link yang mungkin bisa membantumu merajut mimpi di masa depan. Papa dan Mama juga dapat mengawasimu secara langsung. Bukankah ini adalah skenario terbaik?

Ketahuilah, lebih dari setahun yang lalu aku telah menyiapkan kehilanganmu. Aku juga telah mengantisipasi segala hal yang mungkin terjadi, aku bahkan memprediksi kenyataan ini. Tapi mengapa sekarang seolah semua salah?

Aku hanya tak tahu bagaimana menghadapi hal ini, mungkin masih belum tahu. Hanya saja hidupku dua hari ini seperti kehilangan asa dan ara. Entahlah, aku juga masih belum memahaminya.

Be good there, Sugar. I fond of you like I always do. 

Kamu yang Tak Lagi di Kota Dingin Kita Rating: 4.5 Posted By: dyah laili

0 komentar:

Posting Komentar